PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA BERBICARA



BAB  I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Dalam memasuki persaingan global dan peersaingan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semakin ketak antara Negara-negara yang ada di dunia, bangsa Indonesia membulatkan tekatnya untuk meninkatkan sumber  daya manusia (SDM) diantaranya melalui  peninktan mutu pendidikan yang ada di Indonesia, namun tidak terlebas dari cita-cita luhur dari pemerintah itu timbul pertanyaan “ Apakah keinginan itu dapat terselesaikan dan dapat ditunjang oleh sumber daya pengajar  karena yang menjadi pelaku utama di dalam penddikan di Indonesia ini adalah pendidik.
Masalah peningkatan mutu pendidikan anak di Indonesia terutama di sekolah dasar, merupakan masalah yang sangat kompleks   dan penting sesuai dengan isi undang-undang RI No. 20 tahun 2003 yang berbunyi “Sistem pendidikan nasional harus menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu serta revelensi dan efesiensi manajemen pendidikaan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal nasional, nasional dan global”. Dari kutipan undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 jelaslah bahwa pedidikan di Indonesia harus mampu   membawa perubahan dan bagi peserta didik, sehingga mereka mampu menghadapi perubahan dan persaingan baik tingkat lokal, maupun global.



Menyangkut dengan masalah peningkatan mutu pendidikan berarti berkaitan dengan peningkatan mutu proses mengajar terutama di sekolah dasar dalam hal ini di perlukan profesionalisme dan kreatifitas seorang pendidik di dalam menyelenggarakan proses belajar di sekolah dasar.
Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tinggah laku pada dirinya sendiri, baik dalam betuk pengetahuan dan keterampilan baru, maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadilah proses interaksi.
Proses belajar mengajar melalui interaksi guru siswa,siswa siswa, dan siswa guru secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pemerolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
Salah satu tugas guru adalah mengajar, setiap guru di tuntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar, jika guru memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar di samping kemamapuan-kemampuan lain yang menunjang. Ada berbagai metode belajar mengajar yang diharapkan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah metode diskusi kelompok kecil.



Dalam hubungannya kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswanya melakukan aktiitas belajar dengan baik .Untuk dapat  belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. “Motivasi merupakan hal-hal yang mendorong aktivitas-aktivitas yang menjadi alasan dilakukannya suatu perbuatan” (Ahmadi dan Syuhadi, 1986 : 67 ).
“Metode diskusi kelompok kecil-kecil adalah interaksi antara guru-siswa melalui kegitan pertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respon lisan dari siswa hingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa”.  (Ahmad.2003: 41).
Pengertian atau batasan metode diskusi kelompok kecil kecil menggambarkan bahwa dalam metode diskusi kelompok kecil- kecil guru dan siswa sama-sama aktif. Namun demikian, keaktifan siswa tergantung sepenuhnya pada keaktifan guru. Metode diskusi  kelompok kecil kecil sangat baik digunakan dalam motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam suatu pembahasan materi pelajar yang memberi peluang cara belajar siswa aktif, menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi dalam proses belajar mengajar,dan mendorong siswa untuk belajar




 mengekspresikan kemampuan untuk menyatakan  pendapat yang tepat. Namun keberhasilan metode diskusi kelompok kecil  kecil tergantung kepada penguasaan guru terhadap teknik-teknik  bertanya dan jenis-jenis pertanyaan. Masalahnya apakah guru sudah mampu menerapkan teknik-teknik dan jenis-jenis pertanyaan dengan baik dalam proses belajar mengajar?
Dan ada pula guru  yang tidak merasakan atau tidak menyadari bahwa ada masalah dalam kelas (proses belajar mengajar). Keluhan tentang keberhasilan ini memerlukan penangangan agar masalah itu dapat ditanggulangi.setidak-tidaknya gura mencari upaya untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan ini. Berbagai pihak harus berupaya untuk mau memperbaiki keadaan yang kurang atau belum memuaskan ini. Guru merupakan pihak yang memegang peranan penting.
Berdasarkan penguraian masalah tersebut, maka perlu dikaji lebih mendalam tentang: “penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa BerBicara dalam Menikuti Proses Belajar.    
B.      Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.      Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan ini dapat di rumuskan sebagai berikut: Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok kecil dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa berbicara dalam kelas?




2.      Pemecahan masalah
Untuk memecahkan permasalahan di atas dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut.
a.      Mengadakan tes untuk mengetahui kemamapuan awal yang dimiliki siswa.Hasil ini menjadi dasar untuk membagi siswa kedalam berapa kelompok.
b.      Menyusun perangka pembelajaran yang mengacu pada penerapan metode diskusi kelompok kecil.
c.       Melaksanakan scenario pembelajaran.
d.      Evaluasi dilasanakan selama dan setelah proses pembelajaran. Evaluasi selama proses pembelajara dilakukan melalui observasi kegitan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi setelah proses pembelajaran dapat dilakukan  dengan memberikan Pekerjaan Rumah. Pada akhir setiap siklus tindakan dilakukan Evaluasi untuk mengetahui kemajuan kemampuan berbicara yang dicapai siswa.
C.      Manfaat penulisan
Karya tulis ini disusun agar dapat memberikan manfaat kepada:
  1. Guru sehingga dapat memahami bagaimana pentingnya metode diskusi kelompok kecil di sekolah dasar.





  1. Peserta didik sehingga mereka dapat menyadari bagaimana diskusi kelompok kecil mempengaruhi proses belajar mereka sehingga dapat mendukung proses tersebut dengan baik.
  2. Para pihak yang berkepentingan, sehingga mereka dapat ikut berperan dan mendukung penggunaan diskusi kelompok kecil dalam proses belajar mengajar.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.     Kajian Pustaka
a.      Pengertian diskusi kelompok kecil
Dalam proses belajar mengajar, diskusi dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru pertanya kepada sisiwanya atau siswa yang bertanya pada gurunya.
Dalam metode diskusi,aktif guru dan sisiwa sama. Namun keaktifan siswa patut mendapat perhatian yang besar . sifar atau rasa ingin tahu usia sekolah dasar harus dikembangkan skaligus mendapat penyaluran yang wajar. Guru tidak hanya dituntu untuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga semangat tinggi di dalam membangun situasi kelas yang kondusif (menyenangkan).
Untuk mengetahui tentang metode diskusi kelompok kecil, ada tiga istilah yang perlu dimengerti terlebih dahulu. Tiga istilah ini yaitu: pertanyaan,respon, dan reaksi.(Meodjiono dan Dimyati, 1992/1993: 40) secara singkat menjelaskan ketiga istilah tersebut sebagai berikut:
Pertanyaan dapat ditandai sebagai kata atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbal, sedangkan respon dapat menunjuk kepada
pemenuhan dari apa yang diharapkan sebuah peranan yakni sebuah jawaban sisi yang lain, reaksi dapat menunjuk kepada perubahan atau penilaian terhadap
pertanyaan atau respon.



Contoh :
Pertanyaan      (1)     : Siapa tokoh yang mendirikan taman siswa?
Respon             (2)     : Ki Hajar Dewantara
Reaksi               (3)     : Benar
Bila kita kaji contoh di atas, dampak bahwa setiap respon selalu merupakan jawaban dari sebuah pertanyaan, dari setiap pertanyaan mengharapkan sebuah respon berupa jawaban, dengan demikian terdapat timbal balik.
Menurut Brown (Moedjiono dan Dimyati, 1992:40) “bahwa persyaratan yang menguji  dan menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa adalah pertanyaan”. Keberhasilan metode diskusi kelompok kecil bergantung pada (Questioning Skills) dalam menggunakan jenis-jenis pertanyaan. Ada berbagai dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan pertanyaan, di mana setiap klasifikasi mempunyai jenis pertanyaan sendiri-sendiri.
Menurut La Sulo (Moedjiono dan Dimyati, 1992:42) “dari berbagai klasifikasi pertanyaan, pada umumnya klasifikasi-klasifikasi tersebut menggunakan rujukan yang sama yakni taksonomi Bloom”.
Sadker (Suradisastra, 1991/1992: 93) mengklasifikasikan berdasarkan taksonomi Bloom, mengemukakan 6 jenis pertanyaan dari tingkat rendah hingga pertanyaan
tingkat tinggi:





a.      Pertanyaan pengetahuan / ingatan (Knowledge/recaal Questions)
b.      Pertanyaan pemahaman (Comprehension Questions
c.       Pertanyaan penerapann (Application Question )
d.      Pertanyaan Analisis ( Analysis Question )
e.      Pertanyaan sintesis (Synthesis Question)
f.        Pertanyaan Evaluasi ( Evaluation Question)
a.      Pertnyaan pengetahuan / ingatan (comprehension Questions)
1)      Pertanyaan pengetahuan yang meminta jawaban “ya” atau “tidak”, sering disebut pertanyaan biner.
Contoh: Apakah katak termasuk binatang melata?
2)      Pertanyaan pengetahuan yang meminta jawaban dengan mengingat kembali satu kata atau istilah.
Contoh: siapa presiden RI yang pertama?
b.      Pertanyaan pemahaman (comprehension Questions)
1)      Pertanyaan yang meminta jawaban berubah penjelasan dengan kata-kata sendiri.
Contoh: jelaskan dengan kata-katamu sendiri apa yang di maksud teknologi?
2)      Pertanyaan yang meminta jawaban berupa penjelasan tentang ide-ide pokok dari suatu masalah kata-kata sendiri.
Contoh: Apakah ciri-ciri binatang yang menyusui?
c.       Pertanyaan penerapan (Application Question)
Contoh : Klasifikasikan, nama binatang yang menyusui dan yang tidak menyusui?


d.      Pertanyaan Analisis (Analysis Question)
Pertanyaan yang meminta jawaban berupa pengenalan motif, alasan dan sebab-sebab dari suatu kejadian.
Contoh: Mengapa lingkungan perlu dilestarikan?
e.      Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question)
Pertanyaan yang meminta jawaban berupa ramalan
Contoh: Apakah yang terjadi kalau mendung dan angin bertiup keras?
f.        Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question)
Merupakan pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa pembuat keputusan atau memberikan pendapat. Pertayaan evaluasi mendorong siswa untuk menilai ide dan karya seni.
Pertayaan yang meminta jawaban berupa pendapat tetang berbagai persoalan yang ada di masyarakat.
Contoh: Apakah kamu setuju dengan larangan setiap siswa tidak boleh berambut gondrong?
Keenam pertayaan berdasarkan taksonomi Bloom di atas, tiga jenis yang pertama  dikategorikan sebagai pertayaan kongnitif tingkat rendah. Namun demikian, dalam kenyataan guru lebih senang mengajuhkan pertayaan tingkat rendah dari pada tingkat tinggi.
Menurut Taba (Moediono dan Dimyati, 1992/1993 : 42) “bahwa pertayaan
 kognitif tingkat tinggi lebih meningkatkan prestasi siswa dari pada yang rendah”. Hal ini berarti dalam proses mengajar seharusnya guru hanya menggunakan pertanyaan kognitif tingkat tinggi dari pada dari pada pertayaan kognitif tingkat rendah. Namun demikian, dalam kenyataan guru lebih senan mengajukan pertanyaan tingkat rendah dari pada tingkat tinggi.
Dari pendapat-pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode diskusi kelompok kecil merupakan  interaksi antara guru-siswa,dan siswa siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respon lisan dari siswa sehingga dapat menimbulkan pengetahuan pada diri siswa, atau siswa bertanya kepada guru untuk memperoleh jawaban yang pasti. Pengertian atau batasan guru dan siswa sama-sama aktif. Namun demikian, keberhasilan metode diskusi kelompok kecil tergantung pula kepada penguasaan terhadap jenis-jenis pertayaan.
b.      Tujuan pemakaian metode diskusi kelompok kecil
Hyman (moedjiono dan Dimyati, 1992/1993: 41 ) membagi tujuan pemakaian metode  diskusi kelompok kecil sebagai berikut:
a.      Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses belajar mengajar.
b.      Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun sosial.
c.       Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada seorang siswa yang dapat dipastikan bisa menjawab pertanyaan.
d.      Mendorong siswa melakukan penemuan dalam rangka memperjelas suatu masalah.
e.      Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelompok kecil.

Kelima tujuan pemakaian metode diskusi kelompok kecil tersebut dapat di capai secara maksimal dan optimal apabila guru memakai metode diskusi kelompok kecil secara cepat. Guru memiliki sejumlah alas an dalam menggunakan metode diskusi kelompok kecil yaitu untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang di bicarakan sehingga menimulkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yang dapat mewujutkan cara belajar siswa aktif ( meningkatkan ketelibatan mental). Selain itu dapat melati dan mendorong siswa
untuk belajar mengekspresikan kemampuan lisannya sehingga dapat memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan  pendapat yang tepat. Hal ini didukung oleh pendapat Moedjiono dan Dimyati (1992/1993 : 41) “yang menyatakan alasa guru menggunakan metode diskusi  kelompok kecil adalah untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa, mewujudkan CBSA, dan melatih siswa mengeksepresikan kemampuan lisannya”.
Jadi metode diskusi kelompok kecil diarahkan sebagai upaya guru untuk
membuat siswa mengerti, memakai dan berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar tujuan dapat dicapai dengan baik.
c.       Keunggulan dan kekurangan metode diskusi kelompok kecil
a.      Keunggulan metode diskusi  kelompok kecil
Metode diskusi kelompok kecil memilik beberpa keunggulan yaitu siswa aktif berfikir dan menyampaikan  buah pikiranyan melalui jawaban-jawaban atas pertanyaan guru sehingga situasi kelas lebih hidup, siswa dapat terlatih dalam mengemukakan pandapat dengan lisan secara teratul, setiap siswa memiliki perbedaan pendapat sehingga membawa kelas pada situasi diskusi kelompok kecil menarik , siswa biasanya segan mencurahkan perhatian menajadi lebih berhati-hati secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka sesungguhnya dari keunggulan-keunggulan itu sehingga guru sering menggunakan metode diskusi kelompok
kecil dalam proses belajar mengajar, namun bukan brarti hanya metode -metode lain juga dapat digunakan secara bersamaan.
b.      Kekurangan metode diskusi kelompok kecil
Metode diskusi kelompok kecil selain memilki keunggulan, juga memiliki beberapa kekurangan yaitu pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluru siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan
 kepada seluruh siswa,sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanya, jadi memungkinkah ada siswa yang tidak aktif, sehingga siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung.
Pada umumnya di dalam kelas ditemukan siswa yang tidak memiliki keberanian untuk pertanya atau menjawab secara lisan, sehingga siswa merasa gugup dan tidak berkosentrasi menerima pelajaran. Dengan demikian waktu tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, karena ada siswa yang tidak responsif terhadap pertanyaan sehingga tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar tidak tercapai sepenuhnya.(Sumantri dan permana, 1998/1999).

Berdasarkan pernyataan diatas, maka sesungguhnya hal-hal yang menjadi kekuranggan dalam metode diskusi kelompok kecil merupakan sesuatu yang sudah sering kali terjadi dalam proses belajar mengajar. Namun
bukan berarti metode diskusi kelompok kecil tidak baik di gunakan, tapi yang penting seorang guru dapat berusaha dengan baik agar metode diskusi kelompok kecil yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dapat berjalan dengan lancar.
 Dari pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya tidak hanya metode diskusi kelompok kecil yang memiliki
 kelebihan dan kekurangan. tapi metode-metode lain pun akan ditemukan hal-hal yang demikian. Dari keunggulan-keunggulan dalam metode diskusi kelompok kecil inilah, sehingga memungkinkan tujuan yang diharapkan dalam proses balajar mengajar dapat tercapai, karena itu merupakan sesuatu yang sudah sering kali terjadi dalam proses belajar mengajar.
d.      Prosedur pemakaian metode diskusi kelompok kecil
Dalam prosedur pemakaian metode diskusi kelompok kecil. Moedjiono (1994: 20) mengemukakan bahwa metode diskusi kelompok kecil dibagi dalam empat tahap yaitu yang pertama tahap persiapan diskusi kelompok kecil, maksudnya diharapkan agar guru selalu membuat daftar pertanyaan yang akan di lanjutkan kepada siswa. Pertanyaan hendaknya dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu guru juga sudah memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan metode diskusi kelompok kecil. Tahap yang kedua yaitu tahap


awal diskusi kelopok kecil, maksudnya pada awal bertemuan seorang guru diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan, misalnya dengan menberitahukan tujuan,langkah-langkah dan garis besar isi. Tahap yang ketiga yaitu tahap pengembangan, maksudnya guru dapat
mengembangkan diskusi kelompok kecil dengan menempuh berbagai variasi dalam mengajukan pertanyaan. Hyman (dalam Moedjiono dan Dimyati,
 1992/1993 : 48) mengemukakan lima strategi yang dapat digunakan untuk memvariasikan pengajuan pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
a.      Strategi yang mengkobinasikan berbagai jenis pertanyaan
b.      Strategi berwujud pengajuan pertanyaan, pertayaan yang saling berkaitan kepada beberapa siswa sebelum berpinda ke jenis pertanyaan lain yang diajuhkan kepada siswa lainnya.
c.       Strategi yang berwujud pengajuan pertayaan yang sejenis kepada beberapa siswa sebelum berpindah ke jenis pertanyaan lain yang diajuhkan kepada siswa lainnya.
d.      Strategi yang mengajuhkan pertayaan untuk mendorong siswa menarik kesimpulan.
e.      Strategi yang mengajuhkan peranyaan yang bertolak dari suatu kesimpulan, sehingga siswa mamapu menguraikan atau menemukan dasar kesimpulan.


Pada tahap pengembangan diskusi kelompok kecil, guru harus menghitung tersajikannya informasi atau isi pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya tahap keempat yaitu tahap akhir, makdusnya guru bersama siswa membuat ringkasan isi pelajaran yang telah disajihkan selamat
diskusi kelompok kecil.kegiatan ini dimaksudkan untuk pemantapan sajian dan sekaligus untuk memperoleh pertanyaan umpan balik dari siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka  sesungguhnya tahap-tahap tersebut merupakan satu kesatuan, maksudnya semua tahap harus terlaksana dalam pemakaian metode diskusi kelompok kecil. Apabila ada salah satu tahap tidak dilaksanakan maka tujuan diharapkan dalam metode diskusi kelompok kecil tidak dapat tercapai.
e.      Penerapan metode diskusi kelompok kecil dalam peningkatan motivasi belajar siswa
Menurut Brown (dalam Moedjono dan Dimyati, 1992/1993 :40) “bahwa persyaratan yang menguji atau menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa adalah pertayaan”. Keberhasilan diskusi kelompok kecil tergantung pada questioning skills dalam menggunakan jenis-jenis pertayaan. Ada beragai dasar yang dapat di gunakan untuk mengklasifikasikan pertayaan. Setiap klasifikasi mempunyai jenis-jenis pertanyaan sendiri.
Pengetahuan tentang jenis-jenis pertanyaan bagi guru memang sangat dibutuhkan. Namun pengetahuan jenis-jenis pertanyaan tidak banyak berarti bila guru tidak mempunyai kemampuan teknik mengajukan pertanyaan. Sikap klasifikasi mempunyai jenis-jenis pertanyaan sendiri.
Carcadille dan La Sulo (dalam Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993 : 47 ) mengemukakan teknik-teknik bertanya sebagai berikut:
a.      Pertanyaan  hendaknya ditujuhkan kepda seluruh kelas. Hal yang harus dihindari yaitu menyebut nama yang harus menjawab sebelum mengajuhkan pertanyaan, mengulang pertanyaan. Adanya pola penggiliran siswa yang menjawab pertayaan.
b.      Memberikan waktu berfikir kepada siswa sebelum menujuk siswa harus menjawab .jedah atau waktu berfikir ini kurang lebih 10-30 detik.
c.       Menyebarkan pertanyaan kepada siswa secara merata, sehingga tidak hanya siswa tertentu saja yang menjawabnya. Hal ini dapat menghindari sikap masa bodoh pada siswa yang tidak mendapat kesempatan menjawab.
d.      Sesuaikan pertanyaan dengan kemampuan dimaksudkan untuk menghindarkan tidak menjawab pertanyaan, menunbuhkan rasa percaya diri siswa. Selain itu teknik ini juga dapat mendorong partisipasi siswa yang kurang spontan atau pemalu.
e.      Menghindarkan pengajuan yang susunannya membawa ke jawaban yang dikehendaki atau hanya menuntut jawaban “ya” atau “tidak” .
f.        Memberikan penguatan dengan segera, dapat melalui penguatan verbal (baik, benar, bagus, dan lain-lain) maupun non verbal (acungan jempol, anggukan, dan lain-lain). Harus diingat penguatan tidak saja diajuhkan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan, tapi siswa yang kurang atau tidak berhasil menjawab bertanyaan juga di berikan penguatan.

Demikian berbagai teknik mengajuhkan pertanyaan yang dapat dijadikan pentujuk pratiks dalam menggunakan metode diskusi kelompok kecil, agar memperoleh hasil yang lebih baik. Teknik bertanya hendaknya terwujud melalui pemakaian metode diskusi kelompok kecil.
Pengetahuan tentang jenis dan teknik memang sangat dibutuhkan, demikian halnya dengan prosedur. Prosedur pemakaian diskusi kelompok kecil merupakan salah satu hal yang utama yang harus dikuasai dan diterapkan dalam
metode diskusi kelompk kecil. Sebagai mana di kemukakan oleh Moedjiono dan Dimati (1992/1993) yang membagi empat tahap yaitu tahap persiapan diskusi kelmpok kecil. Maksudnya diharapkan agar guru selalu menbuat daftar pertanyaan yang akan diajuhkan kepada siswa, tahap awal diskusi kelompok kecil, maksudnya pada awal pertemuan seorang guru hendaknya menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan, misalnya dengan memberitahukan tujuan, langkah –langkah dan garis besar isi, tahap pengembangan maksudnya guru mengembangkan diskusi kelompok kecil dengan menggunakan berbagai variasi melalui jenis-jenis pertanyaan, tahap akhir maksudnya guru bersama siswa membuat ringkasan isi pelajaran dengan tujuan untuk mempermantap isi pelajaran dan sekaligus memperoleh umpan balik dari siswa.
Dengan demikian, jenis, teknik dan prosedur pemakaian metode diskusi kelompok kecil merupakan tiga hal yang utama yang harus dikuasai dan diterapkan dalam metode diskusi kelompok kecil, agar metode diskusi kelompok kecil yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajar dapat berhasil dengan baik.
Dalam pemakaian kelompok kecil, seorang guru tidak hanyak di tuntut untuk memahami dan menguasai jenis, teknik dan prosedur, tetapi yang perlu
juga diperhatikan adalah mampu menciptakan suasana kelas yang aman dan menyenangkan. Dalam artian siswa tidak merasa tegang untuk menerima
pelajaran, sehingga dapat mengekspresikan kemampuan lisannya. Selain itu, semangat dan antusiasi yang tinggi harus juga ada pada diri seorang guru dalam menerapkan metode diskusi kelompok kecil. Sebagaimana dikemukakan oleh Stellar (Alipandie, 1984 : 93) “guru yang berminat tinggi dan antusiasi akan menghasilkan murid yang antusias pula. Demikian murid yang antusias akan mendorong moivasi murid-murid lainnya”.
Dalam metode diskusi terjadi interaksi baik guru-siswa, siswa-guru, dan siswa -siswa. Interaksi yang diharapkan dan perlu diterapkan dalam metode diskusi kelompok kecil adalah inrteraksi yang harmonis dan dinamis, agar siswa dapat mengekspresikan kemampuan lisannya. Sebagaimana di kemukakan oleh
Woolflok (Alipandie, 1984 : 95) “dengan interaksi yang harmonis dan dinamis, anak mampu mengekspresikan kemampuan lisan”.
Dari pendapat-pendapat di atas,penulis dapa menimpulkan bahwa seorang guru diharapkan mempunyai pemahaman, penguasaan dan mampu menerapkan hal-hal yang diperlukan dalam metode diskusi kelompok kecil, baik 
itu jenis, teknik, maupun prosedur. Di samping itu, seorang guru dalam menerapkan metode diskusi kelopok kecil harus menciptakan suasana kelas
yang aman (menyenangkan), interaksi harmonis, serta semangat dan antusiasi yang tinggi. Semuanya itu merupakan faktor pendukung berhasilnya metode diskusi kelompok kecil. Dengan demkian, pemakaian metode diskusi kelompok
 kecil dalam proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan.
f.        Hakikat Guru sebagai model berbahasa di kelas selama berlangsungnya diskusi
Dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan, anak-anak perlu banyak latihan membaca dan menulis melalui pengalaman yang bermakna. Mereka juga perlu kebebasan untuk berbuat keliru dan belajar dari kekeliruannya. Guru dalam hal ini harus memberikan waktu dan kesempatan belajar unyuk perkembangan baca –tulis seluas-luasnya. Untuk kelancaran jalan diskusi, peran guru dalam pembelajaran bahasa adalah mendomonstrasikan dan sebagai  menbaca dan
menulis (Muslimin,2008 : 34 ). Sebagai model, guru selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaranselalu menggunakan bahasa yang menikuti kaidahyang dibakukan atau dianggap baku merupakan bahasa  yang benar atau betul (Hasan,iqbal 1999 : 19 ).
Dan pada hakikatnya belajar berbahasa merupakan belajar berkomunikasi. Oleh kerena itu pembelajaran berbahasa diarahkan untuk meninkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam metode diskusi kelompok kecil.
 Untuk mencapai tujuan itu diperlukan pendekatan dalam pembelajaranyang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.untuk itu, dalam kerikulum pendidikan dasar rambu-rambu pembelajaran
 bahasa dianjurkan agar dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa yang mencakup aspek mendengarkan, berbicara, menulis, dan sastra indonesia, dapat dipandukan atau dikaitkan dengan mata pelajaran lain seperti IPA,IPS,dan Matematika (Sardiman, 2001: 5-6).
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan, bahwa dalam menlasankan metode diskusi kelomok kecil,siswa harus berlatih membaca agar menpunyai wawasan yang luas, dan cara berbahasa dengan baik supaya mampu berkomunikasi dalam jalannya diskusi.



g.      Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilasanakan dalam dua siklus. Jenis penelitian tindakan kelas ini di pilih dengan tujuan agar “mampu menawarkan cara baru untuk memberbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam kegitan belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indicator keberhasilan proses dan hasil belajar” (Umar, 2001 : 3 ). Selain itu penelitian tindakan kelas dianggap mudah karena hanya melalui empat tahapan yaitu perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diberoleh dari siswa berupa data hasil observasi aktifitas, hasil wawacara serta kegiatan guru atau peneliti selama proses pembelajaran. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil belajar siswa. (Depdiknas, 2003: 19 )

B.      Kerangka pikir
salah satu metode yang sering digunakan oleh guru dalam melakukan proses belajar mengajar adalah bagaimana menyampaikan materi pelajar dengan cara guru bertanya kepada siswa atau siswa bertanya kepada guru, atau sering diistilakan metode diskusi kelompok kecil.
Dalam metode diskusi kelompok kecil, guru dan siswa sama-sama aktif. Namun keaktifan siswa patut mendapat perhatian yang besar. Sifat atau rasa ingin
tahu usia sekolah dasar harus dikembangkan dan sekaligus mendapat penyaluran yang wajar. Guru tidak hanya diuntut untuk menguasai teknik-teknik bertanya dan
jenis-jenis peranyaan, tetapi juga semangat tinggi di dalam membangun situasi kelas yang kondusif (menyenangkan).
Metode diskusi kelompok kecil merupakan interaksi antar guru-siswa
 melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respon lisan dari siswa sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan pada diri siswa, atau
 siswa bertanya kepada guru untuk memperoleh jawaban yang pasti. Pengertian atau batasan guru dan siswa sama-sama aktif. Namu demikian, keberhasilan metode diskusi kelompok kecil tergantung pula kepada penguasaan terhadap jenis-jenis pertanyaan.
C.      Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir di atas, maka untuk menguji permasalahan yang telah dikemukakan, penulis mengajukan hipotesis kerja sebagai berikut, “ Di duga bahwa penerapan metode diskusi kelompok kecil berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa berbicara di dalam belajar.







BAB III
PEMBAHASAN
METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN

Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompieksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik.     Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari.-Untuk iru siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalam hal ini diskusi merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik.
      Memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencarikeputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
A.     Penggunaan metode diskusi kelompok kecil
Seperti yang telah disinggung sekilas, bahwa metode diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi ,tetapi ada yang tidak . dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, malah mungkin terdapat banyak jawaban  yang benar.
Disamping itu harus di gunakan berbagai teknik dalam penggunaan metode diskusi kelompok kecil yang dapat dijadikan petunjuk praktis dalam menggunakan metode diskusi, agar memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam pemakaian metode diskusi, seorang guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan menguasai jenis , teknik dan prosedur , tetapi yang perlu juga diperhatikan adalah mampu menciptakan suasana kelas yang aman dan menyenangkan,dan guru di dalam kelas akan melakukan (1) memandang para siswa sebagai berkemampuan, (2) menjadi pengamat dan turut serta belajar saat mereka berinteraksi dengan para siswa, (3)  mendomostrasikan dan memberikan model bacaan, (4) berperan sebagai fasilitator untuk murid belajar, dan (5) memberikan kepada  untuk umpan balik pertanyaan.(Semiawan, Conny R. 1998/1999).
B.     Peranan guru atau pemimpin diskusi kelompok kecil
Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagaimana yang dapat dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah ? selama diskusi pemimpin atau guru kelas melihat adanya sejumlah jawaban yang mungkin, kemudian melihat jawaban  yang dianggap merupakan jawaban yang setepat-tepatnya. Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan, dan tindakan apakah yang telah direncanakan.dan adapun kebaikan metode diskusi kelompok kecil serta jenis-jenisnya:




a.      Kebaikan metode diskusi kelompok kecil
1.      Siswa belajar musyawarah
2.      Siswa mendapatkan kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing.
3.      Belajar menhargai pendapat orang lain
4.      Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
b.      Jenis-jenis diskusi
1.      Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi kedalam beberapa kelompok kecil . tempat  duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat.
2.      Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua kelas. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dua atau tiga kursi kosong menghadap pesert, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk.
3.      Whole Group
Suatu kelas merupakan suatu kelompok diskusi dengan jumlah angggota tidak lebih dari 15 anggota.
4.      Syndicate Group
Suatu kelas dibagi beberara kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. Kemudian tiap kelompok bertugas membahas suau aspek tertentu.
5.      Brainstorming
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok kecil bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. Di bawah seorang ketua kelas. Semua ide yang sudah masuk dicatat. Untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
6.      Informal debate
Kelas dibagi dua team yang agak sama besarnya untuk mrndiskusikan suatu bahan yang problematik, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
7.      Colloqinin
Merupakan suatu kegiatan dimana siswa, diharapkan pada nara sumber mengajukan pertanyaan.selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan tambahan dari siswa.(Sudijono, Anas. 2003 :12-13 ).
C.    Keterampilan Untuk Membangkitkan Peserta Didik Dalam Menikuti Diskusi .
Umat manusia belum lepas dari kenyataan bahwa yang lemah menjadi korban yang kuat. Dalam globalisasi persaingan antar-bangsa sangat tajam dan kejam. Pihak lemah adalah bangsa yang kurang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kurang mampu memperoleh dan mengendalikan informasi dan kurang dapat membangun kemampuan ekonomi yang kuat dan merata di seluruh rakyatnya. Pihak yang kuat terus berusaha melebarluaskan dominasinya dengan menaklukkan yang lemah, tidak semata-mata dengan menggunakan keunggulan
fisiknya melainkan dengan cara yang canggih dan memanfaatkan segala metoda
yang dapat dipikirkan. Semua dilakukan dengan dalih dan semboyan muluk seperti menegakkan demokrasi dan hak asasi manusia.
Untuk mencegah dan melawan itu semua bangsa kita harus sanggup menjadi bangsa yang kuat. Itu berarti membangun kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengatur perolehan dan penggunaan informasi yang tepat, dan sanggup membangun ekonomi nasional yang membuat seluruh bangsa sejahtera dan maju.
Hanya dengan pendidikan kekuatan bangsa itu dapat terwujud, terutama pendidikan yang bermutu. Kita sekarang mau tidak mau harus berpikir mengenai perjuangan antar-bangsa yang terjadi di ruangan kelas atau the battle of the classroom. Kelangsungan hidup bangsa atau the survival of the nation adalah syarat mutlak untuk perwujudan berbagai tujuan yang luhur seperti terbentuknya Masyarakat Madani. Dan itu mustahil tanpa peningkatan mutu pendidikan nasional dan khususnya pendidikan sekolah serta perluasan jangkauannya sehingga mencapai jumlah orang Indonesia yang makin banyak.
Usaha peningkatan mutu pendidikan sekolah dan perluasan jangkuaannya terutama ditentukan oleh peran Guru. Sebab itu pelaksanaan Seminar ini yang membicarakan peningkatan profesional dan kesejahteraan Guru sangat penting bagi masa depan pendidikan sekolah, tetapi juga amat besar artinya bagi masa depan bangsa Indonesia.
Kita menghadapi masalah guru pada berbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai dari tsaman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan atas, masing-masing
dengan persoalannya sendiri. Berhubung dengan keterbatasan waktu maka pembicaraan dan makalah ini hanya akan menyoroti masalah Guru Sekolah Dasar. Meskipun seluruh proses pendidikan nasional sangat penting bagi masa depan bangsa, perbaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan landasan mutlak bagi seluruh pendidikan sekolah di Indonesia.






















                                             BAB IV
                                    PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Pada pelaksanaan diskusi kelompok kecil guru mengunakan pokok-pokok pikiran tentang bagaimana melasanakan diskusi agar berjalan dengan baik, guru dan siswa sama-sama aktif. Namun keaktifan siswa patut mendapat perhatian yang besar. Sifat atau rasa ingin tahu usia sekolah dasar harus dikembangkan dan sekaligus mendapat penyaluran yang wajar. Guru tidak hanya dituntu unutk menguasai teknik-teknik  bertanya dan jenis-jenis pertanyaan. Metode diskusi kecil sangat baik digunakan dalam motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam suatu pembahasan materi pelajar yang memberi peluang cara belajar siswa aktif, menimbulkan rasa ingin tahu  siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi dalam proses belajar mengajar.
Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan  guru menjadi wacana yang sangat penting. Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan.




B.     SARAN
Dari pihak subjek, mengenai metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran bahasa dan meningkatkan wawasan sangat diperlukan  dengan baik secara teoritas maupun berupa pelatihan – pelatihan dalam penerapan metode diskusi. Metode diskusi tersebut hendaknya dilakukan oleh para pakar pembelajaran agar hasilnya maksimal.
Dan pihak guru agar kiranya perlu mengusai teknik-teknik dalam jalannya diskusi, dan dituntuk guru memiliki kompotensi mengajar, jika guru memiliki pemahaman dan penerapan berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang.











              DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRANSPARASI ANGGARA DANA DESA SUKAMAJU TAHUN 2017

TEORI DAN MODEL PEMBELAJARAN